"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Rabu, 19 Maret 2014

Sudah Tepatkah Lelah Kita?




Tenggelam dalam kesibukan, sungguh membuat hari begitu cepat berlalu. Senin, Selasa...Rabu, dan seterusnya tiba-tiba pergantian bulan dan tahun terus bergulir. Jika dulu kita sibuk dengan masa muda lengkap dengan segala kesibukannya. Kini kita sudah sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sendiri ataupun keluarga. Dan sungguh itu semua sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan yang sejenak ini. Karena memang Alloh menciptakan isi dunia ini untuk fasilitas hidup kita di dunia ini. Namun yang harusnya menjadi pertanyaan bagi kita adalah...sudah tepatkah setiap lelah yang ada pada diri kita?

Jika setiap tahap dan target kehidupan ini hanya berjalan apa adanya maka sungguh kita patut menyadari bahwa sebenarnya kita sudah kehilangan sisi kemanusiaan kita dan berubah menjadi mesin yang disebut robot. Yah...robot yang berbungkus wajah manusia. Robot hanya butuh energy, perawatan dan instruksi. Silahkan dicek apakah hidup kita hanya berisi makan, tidur dan bekerja semata? Jika iya, maka sungguh kita sudah menjadi robot-robot itu.

Robot-robot itu menjalani aktivitasnya tanpa visi dan misi yang jelas. Tanpa tujuan dan arah yang jelas. Karena setiap geraknya hanya dibatasi oleh instruksi dan setting program tanpa ada inisiatif dan pemilahan mana aktivitas yang baik dan aktivitas yang hina. Jika kondisi kita dalam hal yang demikian, maka sungguh sekali lagi...kita sudah menjadi robot-robot yang digerakkan oleh remote para petinggi yang kini memegang kendali Rupiah.

Jika sudah demikian, maka kita akan lalai dari esensi kita “diadakan” di dunia ini. Dan jika sudah demikian, kita lupa dan dilupakan dengan kelelahan demi kelelahan yang tiada bernilai di hadapan Sang Pencipta kita. Karena kelelahan-kelelahan kita tumbuh di atas kelalaian yang tiada berujung.
Lalu di mana kita temukan kelelahan yang berarti itu? Kelelahan yang berarti itu akan kita temukan di tempat yang paling pertama adalah di cara pandang kita melihat esensi kehidupan kita di sini. Seperti yang telah Alloh canangkan :

“Tidak akan Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu” (Adz-dzaariyat : 56).

Inilah barometer tepat atau tidak kelelahan kita. Jika semakin bebas kita beribadah kepadaNya, maka sungguh semakin tepatlah lelah kita. Jika sebaliknya maka sungguh kita harus segera menumbuhkan kegelisahan agar semakin cepat kita meninggalkan ketidaktepatan itu. Sebab jika demikian kita telah lupa warning dari Alloh akan fungsi alam semesta ini serta isinya :

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Baqarah [2]: 29).

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaithan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Faathir [35]: 5).

Jadi dunia ini hanyalah fasilitas untuk beribadah, jangan malah kita berlelah lelahan menikmati dan berambisi pada fasilitas ini yang kemudian melalaikan diri kita dalam memposisikan diri...sebagai hamba Alloh...bukan hamba dunia.
Wallahu ‘alam.



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus