"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Minggu, 16 Juni 2013

KEBEBASAN

Kebebasan sering diartikan bisa melakukan perbuatan apa saja sesuka hati, semaunya sendiri tanpa ada larangan dari orang atau pihak lain. Seorang anak remaja merasa bebas jika ia sudah tidak lagi mendapat larangan dari orang tuanya untuk melakukan apapun yang ia suka. Seorang karyawan dianggap bebas jika ia bisa melakukan apapun yang ia suka di dalam perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pejabat dianggap memiliki kebebasan ketika ia mampu berbuat sesukanya menggunakan jabatannya. Warga Negara dikatakan bebas apabila ia boleh melakukan perbuatan apapun yang ia mau. Lalu benarkah demikian arti kebebasan itu? Penulis berpendapat, bahwa arti kebebasan di atas sangatlah benar jika barometernya adalah hawa nafsu. Arti kebebasan di atas sudah tepat bagi makhluk yang bertuhankan hawa nafsu. Mengapa demikian? Ya….karena memang tabiat hawa nafsu adalah ingin menuruti apapun yang ia suka walaupun hal itu melanggar aturan Allohu ta’ala. Saudaraku yang dirahmati oleh Alloh, Jika kita ingin berhenti sejenak untuk berfikir dan merenung, maka sebenarnya tiada hal yang lebih besar bagi muslim sejati selain beribadah dengan baik kepada Alloh. Karena telah jelas, bahwa esensi ia dihidupkan di dunia ini tiada lain adalah agar ia beribadah kepadaNya saja. Sering kita dengar dan mungkin kita sudah hafal firman Alloh yang artinya : “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya beribadah kepadaku” (Adz-dzaariyat : 56). Jadi ketika kita berbicara kebebasan, maka sesungguhnya kebebasan yang paling besar dan hakiki adalah kebebasan bagi seorang muslim untuk sebebas-bebasnya melaksanakan pengabdiannya kepada Alloh semata. Jadi , jika kita melihat banyak muda-mudi muslim yang masih gemar melakukan pergaulan bebas, maka sesungguhnya mereka masih jauh dari kebebasan karena masih mempertuhankan syahwatnya, betapapun mereka tidak mendapat larangan dari orang tuanya. Jika kita melihat banyak politisi dan pejabat muslim yang masih gemar “mencuri” uang rakyat, maka sesungguhnya mereka masih jauh dari kebebasan karena masih diperbudak oleh hawa nafsu kerakusannya terhadap harta, betapapun di dunia mereka bebas dari tuntutan hukum yang berlaku. Jika kita melihat rakyat di sebuah Negara yang bebas mengeluarkan pendapat dan mengajukan haknya kepada pemerintah sesuai kemauan mereka, betapapun itu melanggar syariat, maka sesungguhnya mereka masih jauh dari kebebasan karena mereka masih diperbudak oleh hawa nafsunya juga. Dengan demikian, maka sebagai muslim dalam ia mengartikan sebuah kebebasan tentu harus menggunakan barometer yang jelas, yaitu sejauh mana ia mampu beribadah kepada Allohu ta’ala dengan baik dan benar. Sehingga ia selalu memastikan dirinya dalam keadaan bersih atau bebas dari belenggu-belenggu yang menjauhkan dirinya dari menyembah kepada Allohu ta’ala saja. Baik belenggu itu datangnya dari dirinya sendiri ataupun datang dari pihak di luar dari dirinya..…. Jika demikian, apakah anda sudah bebas?? Wallahu ‘alam..
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus