"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Kamis, 14 April 2011

TIGA KALIMAT MUTIARA UNTUK HIDUP

Sampai saat ini masih terkesan, sebuah ceramah jum’at di sebuah Masjid dekat kantor. Bukan karena bagusnya pakaian gamis yang dipakai oleh penceramah atau karena beliau seorang lulusan dari Mesir. Namun isinya yang jika kita mau sejenak merenung, insyaAllah akan membangunkan kesadaran kita yang sedang tertidur. Sang Penceramah menyampaikan, ada tiga kunci kesadaran agar kita bisa bahagia menjalani kehidupan di dunia ini bahkan di akhirat kelak insyaAllah :

1.Sadarilah Bahwa Hidup Di Dunia Ini Bersifat Fluktuatif alias Tidak Tetap
Tidak ada yang menyangkal, akan benar adanya bahwa hidup ini memanglah bersifat tidak tetap. Kadang kita merasa bahagia, kadang juga merasa sedih. Kadang bangga, terkadang juga minder. Kadang menangis, kadang tertawa. Terkadang merasa berkecukupan dan kadang merasa kekurangan.
Namun tidaklah banyak di antara kita yang mengetahui harus bagaimana menghadapi sifat hidup tersebut. Padahal, Islam sebagai petunjuk lurus dalam hidup di dunia ini telah mengajarkan, memberikan kabar gembira lewat lisan agung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam :

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim).

Dari Hadist di atas, Rasulullah ingin menyampaikan bahwa ada dua senjata untuk menghadapi kondisi kehidupan yang fluktuatif ini. Sabar dan syukur. Sabar jika tertimpa hal yang kurang baik, dan bersyukur jika mendapat nikmat dari Allah. Dan memang luar biasa, dalam kondisi apapun hidup ini, seorang muslim yang mukmin akan selalu mendapatkan pahala. Sabar menghadapi sebuah ujian akan menghadirkan pahala, begitu juga dalam bersyukur ketika mendapatkan kebaikan dari Allahu ta’ala juga akan menambah tabungan pahala baginya.
Jadi, sebagai muslim yang mukmin, kita haruslah berusaha semaksimal mungkin untuk memahami dan berusaha memegang kuat dua senjata tersebut di dalam hidup ini. Agar di berbagai kondisi apapun kita akan mendapatkan kebaikan berupa pahala, baik dalam keadaan senang ataupun susah, baik dalam keadaan berbahagia maupun sedang bersedih.

2.Sadarilah Bahwa Hidup Adalah Pilihan
Allahu ta’ala, Rabb yang menciptakan dunia dan kehidupan ini telah menyampaikan dalam Qur’an Surat Asy-Syam ayat 8 :

“ Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.

Karena adilNya, Allah telah membentangkan di kehidupan dunia ini adanya dua jalan sebagai pilihan manusia. Jalan fasik dan jalan menuju ketaqwaan. Jalan ingkar dan jalan ketaatan. Walaupun dengan sangat jelas, Allah telah menyatakan tujuan atau visi mengapa manusia “diadakan” di dunia ini. Dalam ayat yang tak asing bagi kita :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Adz-Dzariyaat ; 56).

Namun sekali lagi karena adilNya, Allahu ta’ala tetap memberikan pilihan kepada manusia dengan segala konsekuensinya. Sehingga, sangat sesat dan menyesatkan jika ada perkataan bahwa dalam menjalani hidup ini, kita biarlah mengalir apa adanya, seperti air. Padahal jika kita mau mengamati ada air yang mengalir menuju lubang tempat kotoran dan ada air yang mengalir menuju sumber air yang menyejukkan. Jadi benarlah apa yang dikatakan Allahu ta’ala, hidup adalah pilihan bagi kita.
Begitu juga dengan keadaan kita saat ini, jika kita telah memilih Islam sebagai kebenaran untuk mengarungi kehidupan kini dan kelak, lalu sejauh mana kita teguh memegang pilihan ini?


3.Sadarilah Bahwa Hidup Adalah Pertanggungjawaban
Masih dalam Surat Asy-Syam ayat 9 dan 10, Allah menegaskan konsekuensi dari dua pilihan tersebut di atas :

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

Sang Pencipta Hidup menyatakan bahwa bagi manusia yang memilih jalan ketaqwaan (kebaikan), maka ia akan mendapat keberuntungan. Dan bagi manusia yang lebih memilih jalan kefasikan akan menjadi manusia yang merugi. Lalu, apa yang dimaksud oleh Allahu ta’ala dengan keberuntungan dan kerugian tersebut? Mari kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini :

“Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Hasyr : 20).

“supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-Anfaal : 37).

Dua ayat di atas menegaskan dan memperjelas, bahwa yang dimaksud keuntungan dan kerugian menurut Allahu ta’ala bukanlah sekedar keuntungan dan kerugian di dalam dunia semata, yang bisa diambil hikmah dan diperbaiki. Melainkan keuntungan dan kerugian yang sifatnya kekal di akhir kehidupan akhirat kelak. Jika beruntung tempatnya di syurga yang merupakan tempat kenikmatan selamanya. Dan jika merugi bertempat di neraka yang merupakan tempat kesengsaraan dan siksaan selamanya juga. Naudzubillahi mindzalik.

Jadi, jika kita telah diciptakan di dunia ini tinggal memilih dua jalan yang sudah jelas dengan segala konsekuensinya. Artinya, bukanlah hidup ini hanya “acting”, memikirkan makan, minum dan tidur semata. Namun ada “CCTV” super canggih kepunyaan Allahu ta’ala yang secara sempurna merekam segala gerak fisik maupun batin kita, baik yang baik maupun yang batil. Lalu di saat yang telah ditentukan nanti, kita tinggal melihat masing-masing file yang telah Allahu ta’ala siapkan untuk kita, seluruh manusia yang pernah menginjakkan kaki di atas bumi ini.

Mudah-mudahan, kita termasuk manusia yang memposisikan diri sebagai hambaNya dengan benar. Selalu berusaha menapaki pilihan jalan ketaatan dan selalu menyadari akan dahsyatnya siksa jika kita mengambil pilihan jalan kefasikan. Amiin.
Harapan penulis, semoga sedikit catatan ini bermanfaat, tidak hanya menghadirkan kesadaran namun juga menghadirkan gerak nyata yang menjadi bukti bahwa kita memang benar-benar sadar akan tiga hal tersebut di atas. Wallahu ‘alam.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus