"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Senin, 21 Maret 2011

CAMBUK DARI SANG GURU

Kulihat jarum jam menunjuk pada pukul 23 kurang 15 menit, cukup lama juga menunggu sms pertanda aku meluncur ke tempat Sang Guru yang baru saja kudapatkan. Akhirnya, tak lama kemudian HPku berbunyi, sebuah sms masuk….”Saya sebentar lagi sampai rumah..”. Alhamdulillah, akhirnya segera kupamit istri yang dari tadi masih dalam posisi setengah tidur, menunggu meluncurku.

Kurang lebih lima menit, akhirnya aku sampai juga di tempat yang selama ini aku harapkan bisa bertemu dengan Sang Guru. “Subhanallah…, bagus dan mewah juga ya rumahnya”, gumamku dalam hati. Tapi luar biasa, hati pemilik rumah itu tak terkesan mewah di hadapanku, yah sebuah pribadi luar biasa.

“Assalamu’alaykum….” teriak salamku.. , Waalaykum salam…” sahut Sang Guru. Setelah menanyakan kabarku, kemudian beliau mempersilahkanku duduk seraya meminta ijin untuk membuatkan minuman.
Sambil membawa dan meletakkan dua buah cangkir kopi yang beliau buat, beliau langsung menanyakan perihal niatku…, aku pun mengeluarkan segala maksud dan tujuanku yaitu ingin mendirikan Yayasan Pendidikan Islam di kampung pada tahun 2016, sedangkan untuk menuju ke sana tentu butuh biaya operasionalnya.
“Ia pak Panggih, lalu nanti pas tahun 2016 pak Panggih hendak meninggalkan bisnis yang telah dibangun?” sahutnya.

Aku pun menjawab, “Iya pak….rencana saya akan buat, maaf 10 pintu kontrakan misalnya. Lalu saya akan fokus berdakwah di kampung halaman.”
“Waduh…sayang sekali lho, bisnis property kan bisnis yang panjang pak Panggih. Kalau saya berfikir, dakwah itu luas, sesuai dengan potensi yang kita punyai. Kalau menurut saya, okelah pak Panggih membuat Pesantren atau Yayasan di kampung, lalu serahkan saja kepada ahlinya, seorang yang lulus LIPIA (sebuah lembaga pendidikan Islam). Nah, dakwah kita adalah membangun peradaban, membuat perumahan muslim. Karena mungkin bagi sebagian orang, sangat berkeinginan sekali untuk nantinya beristirahat di kampung dengan tenang dengan penghasilan ada dan bisa makan. Tapi kalau saya berpendapat, dunia ini bukan tempat istirahat lho pak, …… dunia ini tempat berjuang…., lihatlah orang-orang kafir berjibaku berjuang membuat peradaban sesuai dengan kemauannya, lalu apakah kita akan tinggal diam?” Pak Panggih, jika antum sudah menjadi developer sukses, kan bisa saja pulang satu bulan sekali ke Wonogiri, paling ke Solo satu jam, lalu ke Wonogiri. Jum’at sore sampai di Wonogiri, Ahad sore sudah bisa aktifitas lagi di Jakarta bukan?
“Subhanallah….”, aku hanya bisa mengangguk-angguk tanda sangat setuju. Aku tak mengira jawaban Sang Guru mampu menggetarkan hati dan hampir menggoyahkanku impianku selama ini. Menggoyahkan dengan argumen kuat, menghantam pada bagian vital dan mengajakku berfikir ulang, mengeset ulang…….

“Pak Panggih, sekarang tinggal mengambil keputusan. Jika kita sudah punya niat yang baik untuk mencari rezki yang banyak, halal dan tujuannya juga baik. Apakah Alloh tidak akan menolong kita? Jika kita tidak mau ambil resiko, ya sudahlah, tidak usah kita bermimpi menjadi pengusaha. Bukankah Alloh pun bertanya pada kita, “Apakah Kubiarkan kamu masuk syurga tanpa melewati ujian” (penulis lupa ayatnya, mohon diingatkan). Masuk syurga ada ujian, jadi pengusaha pun tentu ada ujiannya. Tinggal kita memilih pak Panggih, hidup ini ibarat sebuah pohon. Tinggal kita memilih pohon yang mana? Semakin tinggi pohon maka semakin besar angin ujian yang bertiup menerpanya. Ya agar kuat, semakin tinggi pohon haruslah kita menancapkan akar yang kuat ke dalam bumi. Tapi, jika ingin menjadi pohon toge/kecambah ya silahkan, ia relatif aman dari terpaan angin, makanya juga akarnya sangat lemah dan kecil. Sehingga kecambah itu, sangat mudah untuk dicabut dan dicampakkan. Sekali lagi, yakin tidak kita mengambil keputusan?” Mau jadi pohon Jati atau mau jadi toge/kecambah?????”

“Subhanallah……aku sekali lagi hanya mampu mengangguk, tersenyum dan tak berdaya mendengarnya.
Hingga pada akhirnya, Sang Guru pun siap akan mensupport semuanya (legalitas dan marketing), terdengarlah bunyi HPku…, ada sms masuk “….pah…cepet pulang, anaknya muntah, dan aku belum bisa tidur dari tadi”. aku pun pamit, kuucapkan terimakasih padanya…”Syukron Sang Guru,,,, Syukron…….., aku pulang dengan semangat menggelora di dada !!!

(Jum’at malam Sabtu, 18 Maret 2011)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus