"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Rabu, 25 September 2013

Minimal Senyum...




Setelah kurang lebih satu jam berjibaku dengan riuh jalanan akhirnya sampai juga sampai di rumah. Alhamdulillah. Tak disangka ada bapak ibu mertua sedang bertamu.

Singkat cerita, masak nasi pun kurang lauk pun tak ada...hehe., jurus singkat pun keluar sebentar untuk membeli sesuatu. Setelah diputuskan akhirnya membeli sate dan tongseng. Hm...qadarullah ada warung sate yang tak jauh dari gang keluar rumah. Warung itu baru.

Dalam hitungan sekejap akhirnya aku pun sampai. Kesan pertama berbekal lapar pun menjadi bagaimana gitu dengan sambutan si empunya warung. Awalnya saya ragu, apakah dia yang "berkewajiban" melayanai saya (jebrett, bahasa mana tuh), sebab awalnya dia duduk seperti tamu di depan warung. eh...setelah aku menegurnya dan melontarkan pesanan : "Pak beli sate...". Diapun baru kelihatan respon (tanpa senyuman lho)..."berapa?..(duh dingin).

Selanjutnya aku pun meneruskan jumlah sate dan tongseng yang aku pesan....
bla..bla..bla...bla...proses pun jadi..., dan bayar....wowow.wowow...masyaAlloh...nilainya pun fantastis...hmmmm. 70% lebih tinggi biasanya. (yah..tapi gak mengapalah...yang penting bisa makan enak malam ini, gumamku).

Aku pun bergegas...memutar gas motor...melesat...(tidak sampai 200km/jam)..

Sampai rumah pun..dibukalah semua hasil yang telah didapat...seikat sate dan sebungkus...

Beh...masyaAlloh...setelah dituangkan dalam sebuah mangkok...tongsengpun tak menandakan kesegarannya..namun malah kesan bau, setelah dicek ibu mertua..hmm. Benar.!!! tongsengnya sudah basi...!!! Satenya? hmm...ternyata..hanya sedikit berbeda..,

hiks...wal hasil..cita-cita meleset..ingin makan segar dan nikmat pun belum tercapai. Dan akhirnya.., kita sepakat untuk mengembalikan makanan kurang layak tersebut ke "produsennya"...

Dengan cepat pun aku meluncur mengembalikannya..sambil menahan esmosi. "Pak..maaf tongseng dan satenya bau...." silahkan dicek..ujar saya. Setelah ada respon "oo iya.?" (tanpa ada kata maaf). aku pun berlalu...menghampiri para "pendekar" Sea Food...berharap dapat mengobati sedikit kekecewaan Bapak mertua yang aku rasa sudah sangat lapar (hiks..hiks...)..

Yah...begitulah kisah..semoga ada hikmah : pentingnya kesungguhan akan pelayanan. Jika Anda pebisnis tentu ini menjadi hal yang utama menurut saya (nyuplik pembicara2 seminar). Atau jikapun anda bukan pebisnis..tentu kita juga akan melalui proses melayani dan dilayani. Jika kualitas barang masih dalam rangka menuju kesempurnaan dan perbaikan untuk diberikan...masih menurut saya lagi...MINIMAL SENYUM DAN KERAMAHAN akan menjadi point terbesar dalam hal melayani dan dilayani..!! Anda setuju?

---------
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim, yang hadits ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain,

“Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria“[2].

Note :


[1] HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).

[2] HSR Muslim (no. 2626


---

SEMOGA BERMANFAAT...!!
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus