"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Minggu, 01 September 2013

Di Balik Kumandang Adzan














Adzan, tentu kita mengetahui apa itu adzan. Jangankan muslim, orang-orang kafir di sekeliling kita pun mengetahui apa itu adzan. Yaitu suara panggilan yang dilantunkan dari masjid sebagai tanda sudah masuk waktu sholat tertentu. Itulah potret secara umum setiap kita mengartikan apa itu adzan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana reaksi kita saat mendengar adzan setiap dikumandangkan? Di golongan yang mana kita berada ? Paling tidak ada tiga golongan dengan masing-masing aksinya ketika mendengar adzan.
Pertama, yaitu golongan orang pada umumnya, sesuai realita yang ada yaitu kaum muslimin ketika mendengarkan adzan maka hanya dijadikan sebagai tanda akan masuknya waktu sholat tertentu. Hatinya hanya berbicara mengenai jadwal atau permulaan akan waktu telah bisa dilaksanakannya sholat tertentu. Sehingga belum ada reaksi agar kakinya segera melangkah menuju ke masjid. Melihat ada sebagian kaum muslimin yang menuju ke masjid pun tidak menjadikan daya tarik tersendiri bagi hatinya.
Kedua, yaitu golongan kaum muslimin yang sebenarnya mengerti akan lebih utamanya atau bahkan jika dikatakan wajibnya muslim laki-laki untuk memenuhi panggilan adzan, akan tetapi ilmu yang cukup tahu tersebut belum juga dapat menyebabkan kakinya berusaha memenuhi setiap lantunan adzan yang terdengar. Kenikmatan dan kesibukannya akan dunia lebih menarik dan melekat kuat di hatinya daripada seruan adzan yang berkali-kali memanggilnya untuk segera datang.
Ketiga, yaitu golongan kaum muslimin yang paham dan mengerti akan lebih utamanya bahkan wajibnya memenuhi panggilan adzan kecuali ada udzur (halangan yang dibolehkan) tertentu. Sehingga pada saat adzan terdengar di telinganya, ia segera memenuhi panggilan tersebut. Ada sebuah penyesalan yang teramat dalam jika kakinya tidak mampu memenuhi salah satu di antara beberapa adzan yang telah dikumandangkan. Karena golongan ini mengetahui, ada janji baik dari Penciptanya yang telah terlewat begitu saja.
Saudaraku yang dirahmati Alloh, silahkan kita memilih sendiri, masuk di golongan mana kita saat ini? Apakah kita masuk dalam golongan orang-orang yang menganggap adzan itu hanya sebagai suara yang keluar dari alat pengeras suara semata dan tiada esensi apapun juga?
Adzan  di antara isinya adalah seruan akan tauhid, setiap adzan itu dikumandangkan seolah-olah bagaikan pengingat bagi seluruh ummat manusia di dunia, baik kafir maupun muslim akan esensi ia diciptakan di atas bumi ini. Yaitu hanya ada satu Rabb sejati yang Maha Besar, Maha Agung, Maha Tinggi. Artinya hanya ada satu ilah…sesuatu yang patut diibadahi, dijunjung tinggi perintah dan aturanNya yaitu Alloh subhanahu wataala. "Allohu Akbar…, Allohu Akbar. Laa ilaaha ilallaah". Alloh lebih besar dari kesibukanmu, Alloh lebih besar dari harta yang sedang engkau kejar, Alloh lebih besar dari perniagaanmu, Alloh lebih besar dari anak dan istri yang engkau cintai…Allohu Akbar.!
Itulah esensi yang sesungguhnya setiap saat kita harus dalam kondisi ingat akan perintahNya : "Dan tidak akan aku ciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk beribadah kepadaku" (QS. Adz-dzaariyat : 56). Artinya, jangan kita sampai terlena akan hal-hal lain yang melenakan di dunia ini.
Terakhir dan pada akhirnya semua kembali kepada akal dan hati kita. Adakah logika yang putus sehingga kita harus wajib memenuhi panggilan adzan? Atau adakah hati yang membantah akan setiap dalil dan ketetapan yang telah ada dicontohkan? Semoga kisah dalam hadist di bawah ini mampu kembali mendobrak tirai penghalang antara hati kita dengan ruang ketaatan pada Pencipta kita,
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa seorang yang buta datang menemui Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam seraya berkata:
"Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak memiliki penuntun yang bisa menuntunku ke masjid". Orang itu meminta keringanan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam. Maka Rasulullah pun mengizinkannya. Namun kemudian ketika orang itu berpaling, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam memanggilnya seraya berkata: "Apakah engkau mendengar panggilan untuk shalat?" Dia menjawab: "Ya". Maka beliau Shalallahu Alaihi Wasalaam bersabda: "Kalau begitu penuhilah!" (HR. Shahih Muslim dalam kitabul Masaajid).

Semoga Allohu taala memberikan kekuatan kepada kita, agar mampu mengamalkan sekuat tenaga segala perintah RasulNya. Amiin.
Wallahu alam….

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus