Adzan, tentu kita mengetahui apa itu adzan. Jangankan muslim, orang-orang kafir di sekeliling kita pun mengetahui apa itu adzan. Yaitu suara panggilan yang dilantunkan dari masjid sebagai tanda sudah masuk waktu sholat tertentu. Itulah potret secara umum setiap kita mengartikan apa itu adzan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan
adalah bagaimana reaksi kita saat mendengar adzan setiap dikumandangkan? Di
golongan yang mana kita berada ? Paling tidak ada tiga golongan dengan
masing-masing aksinya ketika mendengar adzan.
Pertama, yaitu golongan orang
pada umumnya, sesuai realita yang ada yaitu kaum muslimin ketika mendengarkan
adzan maka hanya dijadikan sebagai tanda akan masuknya waktu sholat tertentu.
Hatinya hanya berbicara mengenai jadwal atau permulaan akan waktu telah bisa
dilaksanakannya sholat tertentu. Sehingga belum ada reaksi agar kakinya segera melangkah
menuju ke masjid. Melihat ada sebagian kaum muslimin yang menuju ke masjid pun
tidak menjadikan daya tarik tersendiri bagi hatinya.
Kedua, yaitu
golongan kaum muslimin yang sebenarnya mengerti akan lebih utamanya atau bahkan
jika dikatakan wajibnya muslim laki-laki untuk memenuhi panggilan adzan, akan
tetapi ilmu yang cukup tahu tersebut belum juga dapat menyebabkan kakinya
berusaha memenuhi setiap lantunan adzan yang terdengar. Kenikmatan dan kesibukannya
akan dunia lebih menarik dan melekat kuat di hatinya daripada seruan adzan yang
berkali-kali memanggilnya untuk segera datang.
Ketiga, yaitu golongan kaum
muslimin yang paham dan mengerti akan lebih utamanya bahkan wajibnya memenuhi
panggilan adzan kecuali ada udzur (halangan yang dibolehkan) tertentu. Sehingga
pada saat adzan terdengar di telinganya, ia segera memenuhi panggilan tersebut.
Ada sebuah penyesalan yang teramat dalam jika kakinya tidak mampu memenuhi
salah satu di antara beberapa adzan yang telah dikumandangkan. Karena golongan
ini mengetahui, ada janji baik dari Penciptanya yang telah terlewat begitu
saja.
Saudaraku yang dirahmati Alloh,
silahkan kita memilih sendiri, masuk di golongan mana kita saat ini? Apakah kita
masuk dalam golongan orang-orang yang menganggap adzan itu hanya sebagai suara
yang keluar dari alat pengeras suara semata dan tiada esensi apapun juga?
Adzan di antara isinya adalah seruan akan tauhid, setiap
adzan itu dikumandangkan seolah-olah bagaikan pengingat bagi seluruh ummat
manusia di dunia, baik kafir maupun muslim akan esensi ia diciptakan di atas
bumi ini. Yaitu hanya ada satu Rabb sejati yang Maha Besar, Maha Agung, Maha
Tinggi. Artinya hanya ada satu ilah…sesuatu yang patut diibadahi, dijunjung
tinggi perintah dan aturanNya yaitu Alloh subhanahu wataala. "Allohu Akbar…,
Allohu Akbar. Laa ilaaha ilallaah". Alloh lebih besar dari kesibukanmu, Alloh
lebih besar dari harta yang sedang engkau kejar, Alloh lebih besar dari
perniagaanmu, Alloh lebih besar dari anak dan istri yang engkau cintai…Allohu
Akbar.!
Itulah esensi yang sesungguhnya
setiap saat kita harus dalam kondisi ingat akan perintahNya : "Dan tidak akan
aku ciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk beribadah kepadaku" (QS.
Adz-dzaariyat : 56). Artinya, jangan kita sampai terlena akan hal-hal lain yang
melenakan di dunia ini.
Terakhir dan pada akhirnya semua
kembali kepada akal dan hati kita. Adakah logika yang putus sehingga kita harus
wajib memenuhi panggilan adzan? Atau adakah hati yang membantah akan setiap
dalil dan ketetapan yang telah ada dicontohkan? Semoga kisah dalam hadist di
bawah ini mampu kembali mendobrak tirai penghalang antara hati kita dengan
ruang ketaatan pada Pencipta kita,
Diriwayatkan
dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa seorang yang buta datang menemui
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam seraya berkata:
"Wahai Rasulullah, sungguh
aku
tidak memiliki penuntun yang bisa menuntunku ke masjid". Orang itu
meminta
keringanan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam. Maka
Rasulullah pun
mengizinkannya. Namun kemudian ketika orang itu berpaling, Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasalaam memanggilnya seraya berkata: "Apakah engkau
mendengar panggilan untuk shalat?" Dia menjawab: "Ya". Maka beliau
Shalallahu Alaihi Wasalaam bersabda: "Kalau begitu penuhilah!" (HR.
Shahih Muslim dalam
kitabul Masaajid).
Semoga Allohu taala memberikan kekuatan kepada kita, agar mampu
mengamalkan sekuat tenaga segala perintah RasulNya. Amiin.
Wallahu alam….