Semoga bukan sebuah keluhan. Sebagai karyawan/pekerja sungguh kian hari terasa hiruk pikuk dan haru birunya genderang perang pekerjaan. Bila boleh dikatakan project, maka setiap project pekerjaan akan menuntut target selesainya. Jika sebagai penjual jasa, maka semakin cepat selesai pencapaian keinginan konsumen maka semakin dicarilah dia. Yang terpenting target sampai secepatnya. Bahkan hingga bahwa terlupa di sana ada aturan tentang halal dan haram. Bahkan hingga terlupa bahwa di sana yang monitor terus mengawasi dan mencatat sehingga menjadi rekam jejak hati dan para tentaranya.
Ada sebuah hal yang terlupa. Entah memang sengaja dilupakan atau memang berusaha untuk melupakan bersama-sama. Hal itu adalah hal besar walaupun ketika mendengar sesaat adalah hal yang lumrah dan setiap jiwa akan mengakui, kecuali jiwa yang kemanusiaannya telah berubah menjadi hewani. Hal itu adalah kepastian dan merupakan pintu gerbang yang besar, yang berada di antara dua alam. Yang merupakan pintu gerbang menuju alam keabadian tanpa batas….yah…bukan 60 atau 70 tahun…namun sekali lagi alam tanpa batas waktu…alias alam kekekalan…yaitu kematian.
Setiap hari kita dituntut untuk menyelesaikan target-target pekerjaan yang super ketat. Sehari suntuk bekerja seakan tak habis juga pekerjaan di depan mata. Suara adzan yang merupakan panggilan nan agung seakan hanya sebatas pengingat telah datangnya waktu sholat. Padahal itu adalah peringatan dari Alloh akan Maha Besarnya Ia di atas segala-galanya…., padahal itu adalah peringatan agar kita senantiasa menuju dan terus dalam barisan kemenangan. Allohu Akbar…Alloh Maha Besar…..Hayya lal falah…..Ayo Menuju Kemenangan….
Sekali lagi…, siapapun kita dan status duniawi apapun yang melekat pada diri kita. Pada gilirannya nanti akan “diterjang” hal yang besar itu. Entah siap atau pun belum siap. Entah mau tahu atau pun tidak mau tahu. Entah sibuk atau pun tidak sibuk…subhanalloh…..
Jika ada yang menjawab…”yah kita semua tahu lah…bahwa semua akan mengalami kematian”..itu merupakan jawaban yang sudah bagus…dan tepat sebagai modal dasar menghadapi peristiwa besar itu…., akan tetapi masih ada satu pertanyaan lagi yang perlu dan sangat perlu kita pastikan jawabannya saat ini yaitu sudah yakinkah kita dan sudah berapa jauhkah kita memposisikan diri sebagai hamba yang benar di hadapanNya saat nyawa ini lepas dari raganya?
Jangan-jangan pengakuan lisan kita akan kebenaran Alloh sebagai Rabb ternyata jauh dari tingkah laku kita sehari-hari. Jangan-jangan sujud dan ruku’ kita setiap hari bertentangan dengan tindak tanduk kita juga. Jangan-jangan tanpa disadari kita telah membuat dan menyanjung berhala-berhala modern saat ini.
Subhanalloh….semua itu perlu pengetahuan untuk memeriksa kesehatan kita tentang hal itu…jangan sampai kita menjadi orang-orang yang benar-benar merugi yaitu tatkala di dunia merasa banyak membawa bekal ke akhirat….namun ternyata bekal itu tidak diterima di hadapanNya. Dan jangan sampai kita selama ini sudah benar menyembahNya…namun ternyata Alloh tidak menerima ibadah kita…naudzubillahi mindzalika…..,
Maka dari itu…tiada yang lebih urgent kecuali mengamalkan perintahNya dalam surat Adz-dzaariyat ayat ke 56 yang merupakan tujuan mengapa kita diciptakan di atas dunia ini :
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu”.
Yah…mengamalkannya di atas ilmu yang benar yang sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah…bukan sesuai persangkaan dan dugaan diri kita masing-masing….Wallahu ‘alam.
Klik Link : Arti menyembah