"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Selasa, 17 April 2012

DILEMA SEORANG KARYAWAN
















Judul di atas mungkin bisa mewakili banyak di antara kita yang kini menjadi seorang karyawan. Jika boleh mengambil istilah teman-teman komunitas Tangan Di Atas, karyawan adalah seorang TDB (Tangan di Bawah), yang artinya setiap bulannya menengadahkan tangan untuk menunggu gaji bulanan . Mengapa menjadi karyawan membuat sebuah dilema?

Ya…paling tidak ada 2 kemungkinan yang dirasakan karyawan ketika ia bekerja di sebuah perusahaan. Yang pertama karyawan yang sudah nikmat dalam “zona nyaman”, artinya ia menjadi karyawan yang secara financial (gaji) cukup dan fasilitas banyak diberikan oleh pihak perusahaan tempat dimana ia bekerja. Yang kedua, ada karyawan yang masih kekurangan, artinya ia menjadi seorang karyawan, akan tetapi secara financial (gaji) ia masih kekurangan untuk menutupi kebutuhannya atau kebutuhan rumah tangganya.

Adapun dilema yang saya maksud dalam judul di atas, adalah dilemma ketika seorang karyawan akan memutuskan menjadi seorang pengusaha (berwiraswasta).

Untuk jenis karyawan yang pertama, dilemanya sangat jelas, ia sangat berat untuk meninggalkan posisinya menjadi karyawan karena sangat sayang untuk meninggalkan segala fasilitas dan gaji yang telah membuat dia nyaman. Padahal…sadar atau tidak sadar ia sudah tahu bahwa suatu saat segala fasilitas itu akan dicabut ketika ia sudah tidak digunakan kembali di perusahaan tempat ia bekerja.

Untuk jenis karyawan kedua, dilemanya juga bagaimana dalam kondisi ketidakcukupan tersebut ia harus tetap survive mempertahankan kebutuhannya atau kebutuhan rumah tangganya. Sementara, waktunya telah habis ia “jual” untuk menjalani amanah di perusahaan tempat dimana ia bekerja. Dan jika ia menggunakan sebagian waktunya untuk mencari penghasilan lain, maka hal itu merupakan sebuah tindakan “korupsi waktu”, sementara ia terus dikejar dengan kebutuhan yang terus menghantuinya di depan mata.

Dari tulisan di atas, penulis ingin sekali share berbagai pengalaman Anda menjadi seorang karyawan yang kemudian kini menjadi seorang Pengusaha. Atau Anda yang benar-benar sudah bosan juga jadi karyawan hingga saat ini…dan masih menjadi karyawan juga…. Hehehe…..

Silahkan….yuks…share……

Saya berharap semoga tulisan ini tidak terkesan menjadi media “curhat” dan keluh kesan.

Semoga bermanfaat.!!! Amiin.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus