Dalam suatu pagi nan cerah, di sebuah taklim yang penuh harap akan ridho Alloh ada sederet kata dari seorang ustadz yang menghujam ke dadaku, “apakah kita pecinta dunia?”tanya ustadz. Saat itu dalam hatiku “Alhamdulillah insyaAlloh saya tidak”. Lalu sang ustadz meneruskan pertanyaan tersebut dengan “nah, jika kita mau jujur mari kita lihat daftar do’a-do’a yang senantiasa kita panjatkan kepada Allohu ta’ala”……, seberapa banyak di sana kita selalu mengharapkan nikmat sesaat di dunia ini? Dan seberapa banyak do’a kita untuk ending di akhirat kelak??
Subhanallah….. astaghfirullah….” Segera kuucapkan permohonan ampun padaNya, ternyata dalam sepinya hatiku dari pandangan manusia, dari menyendiriku dengan Alloh, aku telah terlena….do’aku hanya berisi keinginan selamat dari masalah duniawi…..
Lalu, aku bertanya lagi….”dalilnya di Surat apa ustadz?? Beliau menjawab : ”insyaAlloh di Surat Al-Baqarah ayat 200-202”. Setelah aku buka :
Ayat 200 : “…..maka di antara manusia ada orang berdo’a : “Ya Tuhan kami, berikanlah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa-apa.
Ayat 201 : “Dan di antara mereka ada orang berdoa :”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka”.
Ayat 202 : “Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Alloh MahaCepat perhitunganNya”
Dari tiga ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata adalah sebuah kesalahan ketika kita hanya semata-mata berdo’a kepada Alloh dengan menginginkan kebaikan di dunia. Karena Alloh pun akan hanya memberikan kebaikan kepada kita di dunia saja. Namun seharusnya sebagai seorang mukmin yang meyakini bahwa akhir dari kehidupan ini adalah akhirat, maka haruslah mengisi do’a-do’a kita tentang kebaikan akhirat. Tidak bolehkah kita meminta kebaikan duniawi? Tentu saja boleh. Akan tetapi kebaikan duniawi tersebut selayaknya kita kaitkan dengan kebaikan akhirat. Misalnya, kita berdo’a agar diberi keluasan rezki harta di dunia sepatutnya harus kita tambahkan agar kita menjadi orang yang derma, sehingga dengan harta tersebut mampu menjadi penopang kehidupan bagi manusia yang lain yang membutuhkan. Atau, jika seorang yang belum menikah, hendaknya berdo’a janganlah semata-mata meminta pasangan yang cantik atau tampan, akan tetapi kaitkanlah dengan kenikmatan yang kekal di sana, misalnya agar mendapat istri atau suami yang bagus akhlak dan wajahnya dan sebagainya. Lalu berusaha untuk mendapatkan kebaikan itu.
Jadi, apakah kita pecinta dunia? Marilah kita sama-sama jujur melihat daftar-daftar do’a kita kepadaNya. Kita cek, jika ada kesalahan maka sudah seharusnya kita memperbaikinya. Karena memang di dunia inilah tempat untuk memperbaiki segalanya. Bukan di sana (akhirat)!!! Wallahu ‘alam.