"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Jumat, 10 Juli 2009

Perjuangan Hakiki

Rutinitas dan kesibukan setiap hari terkadang membuat kita merasa telah menjadi seorang pejuang sejati. Kelelahan dan keletihan sering menjadikan kita lupa akan banyaknya peringatan Allah tentang hakikat kehidupan di dunia ini. Persoalan demi persoalan, permasalahan demi permasalahan terus menguras tenaga, pikiran dan perasaan kita. Lalu kita larut dalam target-target penyelesaian urusan duniawi tersebut. Yang berumah tangga disibukkan dengan pemenuhan kebutuhan yang tiada habisnya, yang belajar disibukkan dengan berbagai tugas yang harus diselesaikan, yang bekerja disibukkan dengan banyaknya pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan kepada pimpinannya.
Padahal dalam Al-Quran Surat Al-Ankabut ayat 64 Allah berfirman, yang artinya :
Dan kehidupan dunia ini hanya sendau gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
Dalam ayat di atas dengan jelas Allah mengatakan bahwa kehidupan dunia sebagai senda gurau dan permainan belaka dan di akhiratlah kehidupan sebenarnya. Jadi bisa dikatakan bahwa akhirat merupakan kehidupan nyata dan dunia ini bagaikan mimpi.
Maka ketika Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berdo’a setelah tidur dengan doa : Alhamdulillaahilladzii ahyaana ba’da maa amaatana wa ilaihin nusyuur, yang artinya Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah kami mati dan hanya kepadaNya kami dikembalikan. Doa tersebut sesungguhnya merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Kita diajak untuk selalu ingat bahwa kita semua akan kembali, setelah mengalami sebuah “tidur” pendek di dunia, dan mau tidak mau kita akan kembali dalam keadaan “bangun” dalam kehidupan akhirat.
Belakangan, kita banyak mendengar berita tentang para caleg yang gagal kemudian mengalami depresi maupun para caleg yang mampu mencapai targetnya kemudian bersuka cita dengan segala ekspresinya masing-masing, seakan telah meraih tujuan tertinggi di dalam hidupnya. Hal ini dapat kita ambil banyak hikmahnya, ternyata betapa rapuhnya sudut pandang kita terhadap kehidupan dunia ini. Dunia yang telah Allah gambarkan seperti ayat di atas, sudah kita jadikan segalanya di hati kita. Setiap kegagalan atau keberhasilan kita dalam meraih cita-cita yang kita inginkan di dunia, seakan disitulah tempat akhir harapan di hati kita. Mungkin hal seperti ini tak jarang menghiasai gerak hidup kita dan kita anggap sebagai sebuah kewajaran, sehingga ketika seluruh waktu, tenaga, perasaan dan pikiran kita terkuras habis untuk kesibukan yang tiada putusnya dalam menyelesaikan persoalan dunia, yang terkadang juga terasa menyesakkan dada, kita sudah merasa berjuang habis-habisan.
Padahal di sana, telah menanti sebuah tempat penilaian hasil perjuangan kita di dunia, yakni kampung akhirat, kampung yang merupakan akhir dari segalanya. Kita sering lalai, ketika disibukkan oleh masalah-masalah rumah tangga, urusan pekerjaan, dan terlena ketika mendapatkan kenikmatan, bahkan hampir saja kita melupakan sebuah perjuangan yang hakiki, perjuangan yang sesungguhnya, yaitu meraih kenikmatan abadi di akhirat kelak, yang sebenarnya lebih membutuhkan kurasan tenaga dan pikiran kita.
Oleh sebab itu, mari selagi kita masih diberi nafas, kita senantiasa menyadarkan diri bahwa perjuangan di dunia ini bukanlah perjuangan fisik dan nafsu semata. Tapi ada jiwa yang harus kita perjuangkan kesuciannya, yang nanti akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya, dan akan diberikan tempat sebagai balasan yang setimpal. Entah kenikmatan atau kesengsaraan yang kekal, tinggal tergantung bagaimana kita memperjuangkannya.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus