"SELAMAT DATANG DI RUANG SEDERHANA INI..........
ruang tempat seorang anak desa menulis, merangkai &
ingin meraih impian...yang bukan sekadar mimpi....
"

"Mujahid adalah tanda semangat..
bukan semata pedang yang terangkat...,
Mujahid adalah tanda cita dan cinta yang suci...
dan bukan sebuah menara tinggi duniawi..."

Minggu, 11 September 2011

“MENCARI” DIRI DI UJUNG RAMADHAN

Kulihat Ramadhan sedang berkemas-kemas, hendak pergi…., menatapku terkesan menanggalkan sesal. Aku tertunduk…, lalu ia berkata, “wahai jiwa..sungguh aku tiada menjamin kita kan berjumpa lagi di tahun mendatang. Hampir sebulan penuh aku bertamu padamu, namun kulihat engkau masih sibuk dengan duniawimu.., namun aku hanyalah suruhanNya untuk datang di waktu yang tepat, biarlah Ia yang menilaimu, tentu segala gerak raga dan hatimu selama ini tak luput dari pandangNya.
“Wahai jiwa…, 2 atau 3 hari lagi aku kan pergi. Setelah itu para setan akan terlepas lagi dari belenggunya dan kurasa rintanganmu tuk menggapai surga tentu kan bertambah terasa berat adanya. Aku hanya khawatir…, sholat malammu terlupa karena lelapmu dipeluk malam, aku hanya khawatir mushafmu akan merindukan untuk engkau baca, karena engkau terlupa dan terlena memperhatikan media-media duniawi lainnya…., aku khawatir…aku khawatir…engkau binasa..!!!”
“Astaghfirullah……….” Wahai Ramadhan…cukup, cukup, cukup…aku sadar akan kefakiranku…, aku sadar wahai Ramadhan. Menatapmu sudah kurasa sesalku…, andai mampu ku ingin kau agak lama di sini…, namun aku tahu tentu itu hanya menjadi sebatas inginku semata….,
***
Ramadhan sebentar lagi kan pergi, ku tak ingin sesalku bertambah menjadi duka berkepanjangan. Ku ingin ada sebuah kenangan bersamanya di ujung pertemuan ini. Amiin.
Dalam menjalani hidup yang sebentar ini, sebagai insan yang sadar tentu kita harus tahu, “suruh menjadi apakah kita di sini?”…semua kita sama disuruhNya, yaitu menjadi hamba sejati (penyembah Allohu ta’ala semata). Dan Alhamdulillah, segala kelengkapan yang telah Alloh ciptakan di sekeliling kita adalah sarana dan prasarana kita untuk menjalankan perintah itu.
Lalu bagaimana actionnya? Actionnya adalah kita dipersilahkan jadi apa saja, asalkan tidak melanggar perintah-perintahNya, alias tunduk selalu dalam aturannya. Misalnya, jika menjadi pedagang tentulah harus menjadi pedagang yang jujur dan beriman. Jangan sampai curang dalam bertransaksi dan jangan sampai pula lalai dari menjalankan kewajiban sholat hanya karena menjadi pedagang tersebut. Yang lainnya, misalnya silahkan saja menjadi pejabat, asalkan jangan sampai mengkorupsi, memakan uang amanah dari rakyat dan jangan pula mengambil hak preogratif Alloh ta’ala, misalnya membuat undang-undang dengan menghalalkan sesuatu yang Alloh haramkan dan atau sebaliknya.
Alhamdulillah, setelah melewati berbagai jalan dan keadaan. Akhirnya setelah menjadi keyakinan maka insyaAlloh jika saya sendiri sudah memutuskan untuk menjadi Pengusaha Developer dan Penulis. Mengapa? Ya karena itulah keputusan yang telah saya ambil. Jika dulu, saat masih sekolah, saya hanya mempunyai keinginan untuk hidup sukses. Setelah kuliah, sibuk mencari jalan sukses di berbagai macam bidang. Ingin menjadi pemborong, ingin menjadi penyanyi islami, ingin menjadi arsitek, ingin menjadi pedagang, ingin menjadi……masih banyak yang lain.
Setelah bekerja, bergaul dan berinteraksi banyak pihak….alhamdulillah…berbagai pengalaman seakan berkata dan menyampaikan pesan “wahai panggih…bukankah waktu di dunia ini sangatlah terbatas”…..Astaghfirullah…, memang benar apa isi pesan tersebut. Bahwa memang hidup ini adalah singkat. Tentu harus cepat pula mengambil keputusan untuk menentukan diri menjadi apa sebagai bukti pemegang khalifah di bumi ini. Dan Alhamdulillah, insyaAlloh saya sudah memutuskan dengan tulus dan yakin bahwa saya adalah Pengusaha Developer dan Penulis. Maka, mulai saat malam ini, dalam moment yang indah ini….akan kukatakan padamu wahai Ramadhan….
Bahwa aku adalah Pengusaha Developer dan Penulis…, akan kubangun citra dan pribadi bahwa aku adalah Developer dan Penulis dalam setiap kesempatan. Agar setiap orang mengerti lalu mendo’akan….
Wahai Ramadhan, di ujung pertemuan ini, hanya itu yang ingin kusampaikan padamu. Sembari menatap kepergianmu…, aku kan selalu berdo’a, semoga setiap langkah dan nafas diri ini diridhoiNya.., agar setiap target selalu menambah pointku kelak di syurga, agar setiap capaian selalu mengurangi dosaku sebagai pelindung diriku dari panasnya neraka….amiiin.
Wahai Ramadhan, terimakasih kuucapkan padamu atas hadirmu, kau telah mengajariku istiqomah dari tepatnya hadirmu di bumi ini. Kau telah mengajariku taat dari malammu yang mengajakku selalu untuk mendirikan sholat. Kau telah mengajariku bersabar dari siangmu yang mengajakku untuk selalu menahan rasa lapar dan haus. Kau telah mengajariku……..kau telah mengajariku banyak hal wahai Ramadhan……,
Semoga ujung pertemuan ini kan menjadi saksi…
Semoga ujung pertemuan ini kan menjadi bukti…
Bahwa aku telah menemukan diri…, semoga semua ini teridhoi…..amiin ya Rabb.

28 Ramadhan 1432
28 Agustus 2011
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl
blog comments powered by Disqus