Kurasa tak ada beda saat ini dengan kemarin, setelah sang mentari tenggelam pekat malam mulai turun menggantikan. Namun ada satu rasa yang tak tergantikan saat ini,….terasa lemah dan tiada daya. Jika di perut malam ku rangkai untaian-untaian gerak tuk mengisi waktu, jika kurasa saat itu seakan tergenggam seluruh waktu dan seluruh gerak dunia. Namun, kurasa tak mampu…..lemah tiada daya.
Dari dalam hati kuriuh, berteriak-teriak seakan raga tiada adil mengisi setiap jenak yang ada. Aku hanya diam, kudengar seluruh teriakan itu…, sampai kusimpulkan…bahwa memang benar, aku tiada adil di sana. Ada bintang cerah yang tergantung nun jauh di sana, yah…jauh namun tampak jelas di mata yakinku. Walau benar bintang itu suatu saat kan runtuh tergerus kefanaan…namun kuberharap menjadi sesuatu yang berhaga di mataNya.
Rabb…., Engkau sungguh yang paling mengerti..setiap teriakan hati ini, Engkau sungguh yang paling tahu dan hanya Engkau yang mampu berbuat adil mendiamkan teriakan-teriakan itu. Maka dari itu jiwa dan raga yang lemah ini..hanya berharap padaMu….,,
Jadikan setiap rangkaian pengisi hidup ini tak luput dari ridho dan kekuatanMu…
Jadikan setiap gerak hati adalah tangga-tangga kecil tuk meraih bintang nan cerah itu…
Sungguh aku tak mampu tanpaMu….
Sungguh aku tiada tanpaMu….
Sungguh aku malu padaMu….
Di satu waktu ini…, kugerakkan jari agar menjadi saksi di hadapMu…, bahwa ini inginku…, ini keputusanku…. Ini jalanku……,,