Mudah-mudahan judul di atas bukanlah sebuah keluhan, yang tak akan sedikitpun memberikan kebaikan, apalagi pahala. Tapi insyaAllah mampu menjadikan renungan, hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Amiin.
Empat hari penulis berbaring sakit, badan menggigil, bercampur gatal dan terakhir seluruh persendian tulang terasa kaku dan sakit. Tiga hari penulis mencoba berikhtiar menggunakan ramuan herbal, Alhamdulillah demam dan kawan-kawannya pun lenyap. Di hari keempat penulis pun terpaksa pergi ke sebuah klinik untuk cek darah, karena semua persendian terasa kaku dan sakit, khawatir terjadi apa-apa karena penulis fikir tidak ada kaitannya antara demam dengan sakit di persendian. Tapi Alhamdulillah lagi cek darah menunjukkan hasil yang bagus. Dan setelah tanya ke ahli herbal, ternyata itu adalah proses detok, dan saya disuruh terus melanjutkan minum herbalnya.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya menulis judul Sakitnya Sakit di Akhir Zaman?
Yah, ketika sakit penulis terinspirasi menulis ini…..:
Gaya hidup yang saat ini maunya serba instant, menjadikan apapun inginnya juga serba praktis dan cepat. Begitu juga dengan pengobatan atau penyembuhan penyakit. Padahal sebagai seorang muslim yang mukmin kita tentu harus menerima Islam ini secara “lengkap” , termasuk mengamalkan pengobatan ala Rasulullah (Thibbun Nabawi) yang merupakan warisan luar biasa namun banyak yang tidak tahu dan tidak mau tahu. Thibbun Nabawi menganjurkan menggunakan tumbuh-tumbuhan berkhasiat untuk terapinya. Dan proses penyembuhannya pun memang alami, walaupun memang biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding reaksi obat kimia. Di herbal ada unsur kesabaran. Berbeda dengan obat kimia, memang terkesan cepat dalam penyembuhannya namun sebenarnya mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh dan menimbulkan penyakit yang lain pada diri kita. Kita mungkin harus selalu ingat setiap obat kimia, pasti akan menyatakan diri dengan akibat setelah minum itu atau dengan pernyataan efek samping. Berbagai referensi ilmiah mungkin Anda bisa mencari diberbagai sumber, termasuk browsing di internet di situs-situs terpecaya. Penulis hanya ingin menyampaikan bahwa Rasulullah pernah menyampaikan :
Rasulullah bersabda: ”Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu.” (HR. Al-Baihaqi)
Satu pesan di atas, haruslah menjadi pegangan bagi kita yang mengaku ummat yang berusaha ingin menjalankan Islam ini dengan kaffah, yaitu prinsip utama berobat adalah dengan tidak menggunakan sesuatu yang diharamkan. Merusak, membuat penyakit yang baru jelas bagian dari sifat haram
Lalu ada apa dibalik kebiasaan, kesalahkaprahan kita selalu akrab dengan obat kimia? Padahal jelas-jelas mempunyai efek samping yang berbahaya dan notabene dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam? Mungkin ada baiknya kita menyimak pernyataan seorang mua’laf berkebangsaan Inggris tentang pandangannya mengenai medis modern atau perobatan kimia dalam bukunya yang berjudul Sistem Dajjal.
”Selama lima puluh tahun terakhir, sistem rumah sakit kafir termasuk salah satu bagian yang penting dalam proses produsen-konsumen. Sistem ini didirikan untuk menjaga kesehatan masyarakat agar selalu siap bekerja. Padahal justru akibat cara hidup masyarakat yang wajib berpijak pada tata-cara proses produsen-konsumen, maka muncul berbagai penyakit. Sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, menciptakan penyakit-penyakitnya sendiri, dengan demikian menciptakan kerja bagi mereka yang bekerja di sistem rumah sakit.
Sistem rumah sakit dijalankan bak sebuah bisnis. Semua orang diupah untuk pekerjaannya. Banyak sekali orang yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada sakitnya orang lain – dan dengan cara hidup yang mau tak mau muncul dan berkembang akibat cara kerja negara produsen-konsumen modern, maka terjaminlah pasokan orang sakit dalam jumlah yang sangat besar, cukup untuk menyibukkan dan melestarikan bisnis sistem rumah sakit, sekaligus menjamin adanya pekerjaan yang langgeng dan menguntungkan bagi begitu banyak bisnis terkait lainnya, yang memasok peralatan dan obat-obatan ke rumah sakit-rumah sakit dan dokter-dokter.”
Dari kenyataan yang kita hadapi lalu kita kaitkan dengan pernyataan di atas, tentu ada satu pertanyaan yang mampu kita jawab. Yaitu pertanyaan, mengapa jika kita mengetahui bahwa obat herbal (Thibbun Nabawi) lebih aman dari perobatan kimia, namun tetap saja perobatan kimia dianggap sebagai solusi nomor satu?
Sangat jelas sekarang, bahwa semua ini adalah konspirasi global Sistem Dajjal atau Sistem Kafir yang sengaja “mengeksploitasi” kesehatan ummat. Kita sudah dididik untuk gemar dan bahkan menjadi trend untuk mengkonsumsi makanan yang serba instant produksi mereka yang jelas tidak baik untuk tubuh kita sehingga potensi penyakit pada diri kita pun semakin bertambah. Namun satu sisi, ketika kita sudah terkena penyakit, maka perobatan kimia mereka pun siap “menolong” kita dengan cepat pula, dengan bertambah efek samping yang menyebabkan penyakit baru pada diri kita. Begitu seterusnya, dan tahukah Anda kita pun sudah disiapkan produk mereka yang terkesan “menolong” juga yaitu Asuransi Kesehatan sebagai persiapan dari akibat kita sudah “gemar” dan “akrab” dengan produk-produk mereka pula. Parahnya lagi, ketawakkalan kita pada Allahu ta’ala pun mengalami “kerusakan” karena dengan tenang kita akhirnya berkata, “ah…tenang sakit juga tidak mengapa, kan ada asuransi?”.
Begitulah kira-kira protret sakitnya sakit di akhir zaman ini, betapa kita sebagai orang yang sedang mengalami sakit, kemudian spontan dan sudah biasa mengambil solusi “masa kini”, maka kesembuhan yang didapat adalah kesembuhan semu, justru sebenarnya malah semakin sakit kita karena telah menjadi korban Sistem Dajjal yang ujung-ujungnya adalah menjebak kita pada system produsen-konsumen lalu endingnya kita dengan tidak sadar membuang perasaan tawakkal kita pada Allahu ta’ala.
Penulis mengajak, hendaknnya kita selalu ingat pesan Rasulullah tercinta tentang fitnah di akhir zaman ini :
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.”(HR Ahmad V/389)
Dari hadist di atas Rasulullah ingin berpesan bahwa sebelum kedatangan sosok makhluk Dajjal sebagai biang dari segala kepalsuan, maka system kepalsuan dan kebohongan yang memakai topeng “kebaikan” akan muncul untuk menyongsong kemunculan Dajjal tersebut di berbagai aspek kehidupan kita. Bagaimana sudah kita rasakan saat ini, bagaimana keadaan politik kini yang sudah tidak menempatkan jabatan sebagai amanah, pendidikan bukan lagi untuk orientasi ilmu dan perekonomian kita saat ini dengan ribanya yang sudah akrab dan dikemas dengan rapi di hadapan kita. Termasuk pula dalam aspek kesehatan yang penulis telah sampaikan tersebut di atas.
Semoga, sebagai hamba yang lemah kita senantiasa menggantungkan hati ini pada Allahu ta’ala, berharap dan memohon pertolongan serta perlindungan dari segala fitnah saat ini. Sehingga kita mampu menjadi hamba yang sadar, waspada dan selamat dalam keistiqomahan. Amiin.
Wallahu ‘alam. (pw).