Segarnya udara pagi masih terasa membelai, namun jalan selebar 20-an meter itu sudah penuh rombongan kendaraan motor. Beriringan melaju bak pasukan perang namun tiada panglima perangnya. Aku termasuk di dalamnya, bersama dua kekasihku…
Entah, aku juga tak mengerti, siapa yang menggerakkan seluruh pasukan bermotor ini, mampu serentak dan bersemangat mengejar waktu.
Menyambut itu, puluhan polisi menyambutnya…, mengatur agar tak terjadi hambatan yang berarti di jalan. Begitu juga dengan para polisi yang sudah rapi…tegap dan semangat. Siapakah yang mengkomandonya.
Huwahah……(ngantuk)…aku sudahi bayang-bayang di jalan tadi pagi dan setiap pagi. Badan terasa enggan bergerak, kaku, kepala terasa pening…..
Allahu Akbar…., berilah kesembuhan pada diriku..berilah keistiqomahan aku di jalanMu….
Letih….sedih…biarlah ini menjadi saksi..kan kutambahkan gundah…bahwa aku sangat khawatir mendapat status “pecinta dunia” dengan dalih ibadah….. yah kerja memang ibadah, namun tunjukkan padaku agarku perbaiki dan tinggikan kualitas ibadahku yang lain kepadaMu….. agar ku benar-benar menikmati “wama khalaqtul jinna wal insa illa liya’ budun..”…. Amiiiin.