Dalam masih hangatnya kebahagiaanmu
Kini kudatang lagi…tak lain tak beda
Bersama tulisan beberapa bait kata
Mungkin sang waktu menggerutu
Betapa tak bosannya aku berbicara tentangnya
Tentang perjalanannya, menemani kita dalam kebahagiaan
Dalam kedukaan, acuh dan tak ia hiraukan
Namun kurasa tak adil bila kita balas acuhannya
Bertambah lama bersamanya
Harus kita bertambah dekatNya
Karena dia utusanNya yang taat
Menggelar siang dengan panas yang menyengat
Mengetuk pintu hati agar selalu ingat
Mengganti siang dengan malam, bersama dingin selimuti alam
Terkadang sungguh lucunya kita
Tertipu, yah tertipu licik lenggangan zaman
Yang melalaikan
Yang membuat lupa kita
Dengan gelak tawa, nyanyian dan ucapan
Yang semua itu semu, tak berarti
Di saat jelangan hidup semakin dekat
Bukankah kita harus semakin mendekat dan bertobat
Menghitung jejak langkah yan kita telah lalui
Sudahkan terarah lurus, dengan bekal adanya
Ataukah berlalu, hilang begitu saja
Entah tahun depan, bulan depan, besok pagi
Menit ataukah satu detik lagi
Kepastian itu kan datang, sebab kepastian itupun tak pasti
Kini aku datang lagi, tak lain tak beda
Bersama tulisan beberapa bait kata
Dengan birunya harapan padamu
Berusahalah memohon, menggapai cahaya terangNya
Agar jelas langkah kita menuju kekekalan
Melihat hidup si padi yang sejati
Semakin using masa semakin merunduk diri